Apa itu Darul Arqam?
Setelah penganut agama Islam semakin banyak dan perlu mengambil sebuat tempat sebagai ajang pertemuan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menimba ilmu, sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mungkin berkumpul dengan mereka secara terang-terangan, maka diputuskanlah untuk menjadikan rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam Al-Makhzhumi sebagai markas dakwah.
Rumah tersebut terletak di atas bukit Shafa, dan pintu bagian belakangnya bisa dimasuki tanpa bisa dilihat oleh orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikannya sebagai pusat dakwah pada tahun kelima kenabian. Lihat Ibnu Hisyam, As-Sirah An-Nabawiyah, 1:365.
Di tempat itulah para sahabat berkumpul bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah serta belajar bagaimana mengambil teladan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pelajaran yang Bisa Dipetik
Pertama: Inilah kepedulian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengumpulkan para sahabatnya di satu tempat untuk mengambil hikmah dan pelajaran.
Kedua: Pentingnya shalat berjamaah di masjid, karena sangat jauh perpautannya antara shalat sendirian di rumah dan shalat berjamah di masjid.
Ketiga: Pentingnya memiliki sahabat yang baik dalam kehidupan seorang muslim karena seorang muslim harus memiliki teman baik yang bisa mengingatkannya apabila dia khilaf, mengajarkannya apabila dia lupa, dan menasihatinya apabila dia lalai.
Keempat: Pentingnya sebuah ikatan dan hubungan terus menerus antara sesama muslim, dan hukumnya akan semakin penting apabila mereka berada di negeri asing dan di kalangan masyarakat yang tidak mengindahkan aturan Islam. Oleh karena itu, bagi mereka yang seperti ini penting mengadakan perkumpulan untuk bisa bekerja sama dalam kebaikan dan agar tetap berada dalam kebenaran, agar ikatan persaudaraan semakin kuat, dan agar iman yang ada di dalam dada tetap terjaga tidak luntur dan tidak lemah.
Kelima: Pentingnya tarbiyah dan kekompakan yang bersifat kontinyu dalam masalah perbaikan dan pengarahan, karena dalam perbaikan mesti ada tarbiyah atau pembimbingan.
Manfaat Shalat Berjamaah di Masjid
- Agar bisa berkumpul di waktu tertentu, juga agar bisa mengatur waktu dengan baik.
- Beribadah kepada Allah dengan bentuk berkumpul.
- Menumbuhkan rasa cinta sesama.
- Saling mengenal satu dan lainnya.
- Menyuarakan syi’ar Allah.
- Menampakkan besarnya Islam.
- Mengajarkan orang yang tidak mengerti shalat.
- Menyatukan umat Islam, tidak menjadikan mereka berpecah belah.
- Belajar untuk mengikuti seorang pemimpin.
Taat pada imam di sini bentuknya juga adalah tidak mendahului dan tidak sangat terlambat dari imam.
Karena barangsiapa yang mendahului imam dalam keadaan tahu dan sengaja, shalatnya batal. Hal ini dikarenakan ancaman yang disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَمَا يَخْشَى أَحَدُكُمْ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ قَبْلَ الإِمَامِ أَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ أَوْ يَجْعَلَ اللَّهُ صُورَتَهُ صُورَةَ حِمَارٍ
“Salah seorang di antara kalian dikhawatirkan dijadikan kepalanya menjadi kepala keledai atau rupanya menjadi rupa keledai ketika ia mengangkat kepalanya sebelum imam.” (HR. Bukhari, no. 691).
- Kaum muslimin merasa berada dalam satu derajat karena berada dalam jamaah yang sama.
Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk meluruskan shaf,
اسْتَوُوا وَلاَ تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ لِيَلِنِى مِنْكُمْ أُولُو الأَحْلاَمِ وَالنُّهَى ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Luruskanlah shaf kalian. Janganlah berselisih (dalam badan, pen.), maka nantinya hati-hati kalian akan berselisih. Hendaklah yang mendekatiku orang yang sudah baligh dan berakal, kemudian yang semisal itu dan semisal itu lagi.” (HR. Muslim, no. 432, dari Ibnu Mas’ud. Lihat keterangan dalam Tuhfah Al-Ahwadzi)
- Mengikuti generasi awal Islam yang rajin berjamaah
Terdapat sebuah atsar dari dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Barangsiapa yang ingin bergembira ketika berjumpa dengan Allah besok dalam keadaan muslim, maka jagalah shalat ini (yakni shalat jama’ah) ketika diseru untuk menghadirinya. Karena Allah telah mensyari’atkan bagi nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam sunanul huda (petunjuk Nabi). Dan shalat jama’ah termasuk sunanul huda (petunjuk Nabi). Seandainya kalian shalat di rumah kalian, sebagaimana orang yang menganggap remeh dengan shalat di rumahnya, maka ini berarti kalian telah meninggalkan sunnah (ajaran) Nabi kalian. Seandainya kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, niscaya kalian akan sesat.” (HR. Muslim, no. 654)
- Bersatunya kaum muslimin di masjid akan turun berkah.
- Menambah semangat jika berjamaah karena di masjid berkumpul pula orang-orang yang semangat untuk ibadah.
- Semakin menambah pahala jika jamaah semakin banyak.
- Dengan shalat jama’ah akan ada dakwah dengan perkataan dan perbuatan.
Pentingnya Teman yang Baik
Allah Ta’ala berfirman,
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Diriwayatkan dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 2101)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; dan Ahmad, 2:344. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Manfaat Berteman dengan Orang Shalih
1- Dia akan mengingatkan kita untuk beramal shalih, juga saat terjatuh dalam kesalahan.
2- Dia akan mendoakan kita dalam kebaikan.
3- Teman dekat yang baik akan dibangkitkan bersama kita pada hari kiamat.
Moga Allah beri hidayah untuk menjaga shalat dan mendapat teman yang shalih.
Referensi:
- Fikih Sirah Nabawiyah. Dr.Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid. Penerbit Darus Sunnah.
- Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, tahun 1431 H. Imam Ibnu Katsir. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
- Shalat Al-Mu’min. Cetakan ketiga, Tahun 1431 H. Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani. Penerbit Maktabah Al-Malik Fahd. hlm. 517-519
—
Diselesaikan di Darush Sholihin Panggang (Perpus Rumaysho), Jumat sore, 26 Dzulhijjah 1439 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com